Perkenalkan ikigai, ideologi tradisional Jepang yang kerap dikaitkan dengan angka harapan hidup tinggi di Negeri Sakura.
Kata ini merupakan gabungan kata "iki" (生き) yang artinya "hidup" dan "gai" (甲斐). Biasanya digunakan untuk menunjukkan nilai, ikigai berarti menemukan tujuan hidup sebagai bagian kebahagiaan sejati.
Dengan kata lain, ikigai adalah apa yang membuatmu bersemangat menjalani hidup.
Apa itu ikigai?
Asal mula kata "ikigai" berasal dari masa Heian (794 - 1185). Psikolog dan pakar evolusi ikigai, Akihiro Hasegawa, merilis sebuah penelitian pada 2001. Ia menuliskan bahwa kata "gai" adalah turunan dari kata "kai" (貝) yang artinya "cangkang".
Mahalnya cangkan pada masa Heian menjadi cerminan nilai pada kata tersebut. Kata-kata Jepang seperti "hatarakigai" (働きがい) yang berarti nilai suatu pekerjaan, atau "yarigai ~ga aru" (やり甲斐がある) yang berarti "sepadan untuk dilakukan".
Gai adalah kunci untuk menemukan tujuan dan nilai dalam kehidupan. Cara terbaik untuk mengerti makna ideologi ikigai adalah dengan melihat pada diagram Venn di bawah ini yang memperlihatkan empat kualitas kehidupan utama yang saling tumpang tindih: keahlianmu, apa yang dunia butuhkan, pekerjaanmu, dan apa yang kamu cintai.
Setelah dipecahkan ke teori yang paling dasar, ikigai berada di tengah kualitas-kualitas tersebut.
Pentingya ideologi ikigai
Banyak sosiolog, ilmuwan, dan jurnalis mengadakan penelitian dan membuat hipotesis mengenai manfaat dan kebenaran ikigai. Mereka semua menemukan beberapa kesimpulan yang menarik. Salah satu kesimpulannya adalah ikigai dapat membuatmu hidup lebih lama dan lebih terarah.
Pada September 2017, program TV yang populer di Jepang, "Takeshi no Katei no Igaku", bekerja sama dengan sekelompok ilmuwan untuk meneliti Kyotango, sebuah kota kecil di Kyoto. Kota tersebut dengan bangga mengklaim memiliki populasi individu di atas 100 tahun tiga kali lipat lebih banyak daripada wilayah Jepang lainnya.
Program tersebut ingin tahu kesamaan apa yang dimiliki oleh para kaum manula tersebut dalam keseharian mereka.
Jadi, mereka mengikuti keseharian dari tujuh orang dengan rentang umur 90an dan 100an dari pagi hingga subuh hingga menemani mereka melakukan tes darah dan pemeriksaan kesehatan lainnya.
Menariknya, seluruh tujuh orang tersebut memiliki angka DHEA yang amat tinggi. DHEA adalah hormon steroid yang diproduksi oleh kelenjar adrenalin yang kerap dijuluki "hormon umur panjang".
Selain itu, hal menarik lainnya adalah mereka memiliki satu kesamaan yang menonjol: mereka memiliki sebuah hobi yang sangat mereka dalami. Seorang wanita berumur 90an menghabiskan waktu mengukir topeng tradisional Jepang, yang lain melukis, yang lain pergi memancing, dll.
Sementara hubungan antara hobi dan meningkatnya hormon DHEA belum dapat dibuktikan secara ilmiah, program tersebut menyarankan agar semua orang memiliki satu hal yang menciptakan semangat dalam menjalani hidup sehingga meningkatkan hormon DHEA. Dengan demikian, semua orang berumur panjang dan hidup bahagia.
Okinawa, markas besar ikigai
Terletak di bagian selatan Jepang, Okinawa adalah salah satu daerah dengan rasio populasi berumur 100 tahun terbesar dan tempat yang sarat dengan ideologi ikigai. Selain cuaca sejuk, pola makan sehat, dan tingkat stres yang rendah, pulau Okinawa memiliki warga yang aktif dan produktif sehingga menyamakan mereka dengan komunitas manula di Sardinia, Italia, dan Icaria, Yunani.
Okinawa juga adalah rumah bagi populasi tertua di dunia.
Pada 2010, penulis Dan Buettner meluncurkan sebuah buku berjudul "Blue Zones: Lessons on Living Longer from the People Who've Lived the Longest". Dan mempelajari berbagai daerah di dunia yang menjadi rumah bagi orang-orang berumur panjang (termasuk Okinawa). Hal yang ia temukan adalah walaupun memiliki sebutan yang berbeda, "ikigai" atau "tujuan hidup" adalah faktor yang menyatukan mereka.
Jika kamu dapat menemukan kesenangan dalam sesuatu yang kamu kuasai, selamat, kamu telah menemukan ikigaimu.
Namun, Hector Garcia - seorang penulis yang telah meluncurkan banyak buku mengenai teori umur panjang, termasuk "Ikigai: The Secret to a Long and Happy Life" yang diluncurkan dalam bahasa Inggris pada 2017 - percaya bahwa ikigai tidak mesti dihubungkan dengan kaum manula. Kenyataanya, ikigai sekarang menjamah kaum muda di dalam dan luar Jepang.
"(Saat meluncurkan buku ini) Kami menemukam bahwa kunci keberhasilan (ikigai) adalah waktu." Hector berpendapat ikigai menjadi gaya hidup sekarang, tepat di saat orang-orang membutuhkannya, "terlebih lagi, para generasi muda yang mencari arti hidup mereka."
Apa ikigai-mu?
Dalam bukunya, Garcia mengatakan bahwa mempelajari ideologi ikigai telah mengubah caranya menjalani hidup.
"Saya meningkatkan keseharian pagi saya dengan melakukan apa yang penting bagi saya sebelum disibukkan dengan hal lain. Artinya, saya meneguk secangkir teh hijau, melakukan yoga selama 15 menit, lalu menulis selama satu jam. Sebelum meninggalkan rumah, saya menghabiskan waktu saya untuk kesehatan saya dan melakukan aktivitas yang menjadi memberi ikigai dalam hidup saya: menulis buku."
Dengan kata lain, Hector memprioritaskan aktivitas yang memberi hidupnya sebuah arti.
Walaupun terdengar ia hanya berfokus pada karirnya, ikigai tidak harus selalu soal kegiatan yang menghasilkan uang. Memiliki hobi, mengurus keluarga, dan mengerjakan hal-hal yang mendekatkanmu pada proyek yang kamu cita-citakan adalah ikigai.
Menemukan ikigaimu
Jika kamu tidak yakin mengenai ikigaimu, ada banyak cara untuk menyelaraskan pikiran dan tujuan hidupmu.
"Jika kamu merasa terhalang karena peubahan adalah hal yang sulit, cobalah menambahkan sesuatu yang baru di hidupmu: hobi baru, teman baru, atau pekerjaan baru," papar Garcia.
View this post on Instagram
Ilmuwan saraf, penulis, dan penyiar asal Tokyo, Ken Mogi, berpendapat pada bukunya, "The Little Book of Ikigai: The Essential Japanese Way to Finding Your Purpose in Life" pada 2017, bahwa tak peduli apakah "kamu seorang petugas kebersihan di shinkansen, seorang ibu, atau seorang koki sushi dengan penghargaan Michelin" - jika kamu dapat menemukan kebahagiaan dalam aktivitasmu sekarang, selamat, kamu telah menemukan ikigai-mu."
Jika kamu merasa kesusahan, Garcia menyarankan agar kamu "sadar akan status hidupmu sekarang."
Mulai dengan membuat sebuah catatan berisi 10 hal yang akan kamu lakukan di satu minggu tersebut. Setelah menuliskannya, tanyalah pada dirimu sendiri apakah hal-hal ini memberi arti di hidupmu. Tanyakan empat hal ini pada dirimu:
- Apakah itu hal yang aku suka?
- Apakah itu hal yang dunia butuhkan?
- Apakah saya ahli dalam hal itu?
- Apakah saya dibayar untuk itu? Jika tidak dibayar, apakah pekerjaan yang saya lakukan sekarang dapat mendukung ikigai saya?
Jika hal ini terlalu sulit bagimu, jangan paksakan. Penelitian mengemukakan bahwa seperti selera musik dan busana, ikigai seseorang dapat berubah seiring usia. Orang-orang pada acara Takeshi no Katei no Igaku menyukai hobi baru setelah pensiun. Hal tersebut menunjukkan bahwa tidak ada kata terlambat dalam menikmati hidup.
Tahun 2020 adalah saat bagimu untuk menyelaraskan kembali resolusi tahun barumu dan melihat gambaran yang lebih besar: menemukan ikigaimu.
0 komentar: