Penyebaran virus Corona Covid-19 sampai saat ini masih menjadi masalah di seluruh dunia. Beragam upaya terus dilakukan untuk mencegah penyebarannya. Salah satunya adalah dengan menggunakan masker.
Seorang pejabat senior Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO mengatakan, ada beberapa kemungkinan penularan virus melalui udara yang kini telah menginfeksi lebih dari 1 juta orang dan membunuh 50.000 orang di seluruh dunia sejak muncul di China pada Desember 2019 lalu.
BACA JUGA
Tetapi pendorong utama pandemi itu masih diyakini datang dari orang sakit dengan gejala batuk dan bersin, serta mencemari permukaan atau orang lain.
"Kita harus memprioritaskan masker respirator bedah medis untuk pekerja garis depan kita. Tetapi gagasan untuk menggunakan penutup pernapasan atau penutup mulut untuk mencegah batuk atau bersin yang memungkinkan penyebaran penyakit ke lingkungan dan terhadap orang lain ... bukanlah ide yang buruk," kata Dr. Mike Ryan, pakar darurat darurat WHO pada konferensi pers, dilansir dari Channel News Asia, Sabtu, 4 April 2020.
Dengan adanya kebijakan baru dari WHO tersebut, Indonesia pun saat ini mendorong agar seluruh masyarakat menggunakan masker apabila berkegiatan di luar.
"WHO di awal menyampaikan bahwa yang pakai masker hanya yang sakit, (orang) sehat enggak. Tapi sekarang enggak, semua yang keluar rumah harus pakai masker," ujar Presiden Joko Widodo atau Jokowi, saat memimpin rapat terbatas melalui video conference, Senin (6/4/2020).
Imbauan WHO
Demi mencegah penyebaran virus Corona Covid-19, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kini mendorong semua orang memakai masker.
Sebelumnya, WHO merekomendasikan, hanya orang yang sakit, bergejala atau berisiko terpapar virus yang boleh menggunakan masker.
Bahwa penggunaan masker bedah khususnya untuk para profesional medis. Namun, pandangan WHO berubah tatkala penelitian terbaru menunjukkan, efek positif memakai masker dalam mencegah penyebaran virus Corona.
Apalagi lebih banyak pemerintah di Eropa yang mengharuskan warganya untuk menutupi hidung dan mulut di depan umum.
"Kita tentu melihat keadaan penggunaan masker, baik buatan sendiri maupun masker kain, di tingkat masyarakat dapat membantu cegah penyebaran virus Corona," jelas Direktur Eksekutif Program Kedaruratan Kesehatan WHO, Michael Ryan, dikutip South China Morning Post, Minggu, 5 April 2020.
"Mungkin ada situasi saat pemakaian masker dapat mengurangi tingkat infeksi. Kami akan mendukung pemerintah yang ingin melakukan pendekatan penggunaan masker kepada seluruh warga dan yang memasukkan itu sebagai upaya dari strategi komprehensif untuk mengendalikan Corona," pungkasnya.
Wiku mengatakan, masker bedah adalah masker yang digunakan tenaga kesehatan atau orang yang sakit.
"Tenaga medis yang tidak menangani pasien dengan infeksius tinggi dan orang sakit, maka hanya menggunakan masker bedah seperti ini," ujar Wiku.
Sementara, masker N95 digunakan oleh tenaga medis yang menangani pasien dengan risiko infeksius tinggi. Pasien yang positif Corona misalnya.
"Sedangkan masker N95 digunakan untuk tenaga medis yang menangani pasien dengan risiko infeksikus tinggi," kata Wiku.
Dia mengatakan, masker ini juga wajib digunakan oleh dokter dan perawat gigi.
"Untuk tenaga dokter dan perawat gigi ditekankan untuk menggunakan masker jenis N95. Kami mengetahui ada beberapa dokter gigi yang telah gugur, maka dari itu disarankan untuk menggunakan masker N95," ujar Wiku.
3 Jenis Masker
Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 RI melakukan kajian tentang jenis-jenis masker dan penggunaannya di tengah wabah Corona.
Ketua Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Prof Wiku Adisasmito mengatakan, ada tiga jenis masker yang harus diketahui oleh masyarakat kegunaan dan peruntukannya.
"Kami telah mengkaji berbagai jenis masker dan peruntukannya, terdapat 3 jenis golongan masker yakni masker kain, masker bedah, dan masker N95," ujar Wiku di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Sabtu, 4 April 2020.
Menurut dia, masker kain digunakan oleh masyarakt saat berada di tempat umum dan berinteraksi dengan orang lain di tengah wabah Corona.
"Masker ini terbuat dari kain minimal 3 lapis yang dapat digunakan masyarakat dan apabila mulai basah bisa diganti," kata Wiku.
Penumpang Kendaraan Umum Wajib Pakai Masker
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengeluarkan memo tentang penggunaan masker di transportasi umum. Surat itu ditujukan kepada Direktur Utama (Dirut) PT Transportasi Jakarta (Transjakarta), Dirut PT MRT, dan Dirut PT LRT.
Dalam memo dengan nomor 03/memo/04042020 yang dikeluarkan pada 4 April 2020 ini, Anies menginstruksikan soal kebijakan penggunaan masker dalam transportasi umum di DKI Jakarta.
"Harap buat kebijakan untuk mewajibkan semua penumpang menggunakan masker. Bila tanpa masker maka tidak diijinkan untuk naik kendaraan umum," berikut isi memo tersebut, seperti dikutip pada Minggu, 5 April 2020.
Dalam memo itu juga disebutkan agar PT Tranportasi Jakarta, PT MRT, dan PT LRT mensosialisasikan kebijakan penggunaan masker tersebut kepada seluruh penumpang atau warga secara masif di semua stasiun, halte, bus, gerbong kereta, dan lain-lain.
"Sosialisasi dilakukan mulai Senin, 6 April 2020 dan penegakan mulai dilaksanakan Minggu 12 April 2020," demikian isi memo.
Sebelumnya, Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu juga sudah mengimbau agar masyarakat dapat menggunakan masker kain saat beraktivitas di luar rumah.
"Menggunakan masker kain minimal dua lapis yang dapat dicuci," kata Anies dikutip dari Seruan Gubernur Nomor 9 Tahun 2020 tentang Penggunaan Masker Untuk Mencegah Penularan Covid-19, Sabtu, 4 April 2020.
Dia juga meminta agar masyarakat dapat mencuci masker kain yang digunakan secara rutin. Sehingga diharapkan masyarakat tidak membeli masker bedah yang diprioritaskan untuk tenaga medis.
"Dapat membeli atau membuat sendiri masker kain dua lapis sesuai kebutuhan," ucapnya.
Selain itu, dia juga meminta warga untuk berada di rumah, menjaga jarak aman, sering mencuci tangan dengan sabun. Lalu terus melaksanakan etika batuk dan bersin.
"Bagi yang ingin membantu sesama warga, maka bantulah dengan mengadakan, memproduksi dan membagikan masker kain," jelasnya.
Imbauan Gugus Tugas Penanganan Covid-19
Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, masyarakat yang sehat dapat menggunakan masker kain untuk mencegah penyebaran virus Corona (Covid-19). Menurut dia, masker kain cukup efektif dalam menangkal corona.
"Sesuai hasil penelitian, masker kain dapat menangkal virus sebesar 70 persen," kata Wiku dalam konferensi pers di Youtube BNPB.
Karena hanya mampu menangkal virus Covid 19 hingga 70 persen, Wiku meminta agar masyarakat tetap melakukan physical distancing atau jaga jarak antar manusia. Selain itu, masyarakat juga diingatkan agar tak meninggalkan rumah apabila tak perlu.
"Masyarakat diharapkan untuk tetap menjaga jarak saat di keramaian minimal 1 sampai 2 meter dan apabila tidak memiliki kegiatan penting di luar sebaiknya tetap tinggal di rumah," ucapnya.
Menurut dia, masker kain dapat dibuat mandiri dengan cara dijahit manual atau menggunakan mesin jahit. Yang terpenting, masker tersebut harus menutupi hidung hingga dagu.
Wiku mengingatkan, agar masker kain dicuci secara rutin dengan menggunakan sabun. Untuk itu, dia menyarankan agar masyarakat mempunyai lebih dari 1 masker.
"Masker kain sebaiknya diganti dicuci dengan sabun secara rutin. Yang harus diganti apabila mulai basah dan dicuci secara rutin. Jadi mungkin kita bisa memiliki beberapa masker kain," tutur Wiku.
Sementara itu, masker N95 dan masker bedah diperuntukkan bagi tenaga medis. Khususnya, mereka yang merawat pasien terpapar Covid 19.
Masker untuk Semua
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona (Covid-19) Achmad Yurianto mengatakan, mulai hari ini, semua masyarakat harus menggunakan masker saat keluar rumah meski tidak sakit. Hal ini, kata dia, sesuai rekomendasi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
"Mulai hari ini, sesuai dengan rekomendasi dari WHO, kita jalankan masker untuk semua. Semua harus menggunakan masker," kata Yurianto dalam video conference di Youtube BNPB.
Dia menegaskan bahwa masker bedah dan masker N95 hanya digunakan untuk petugas kesehatan, khususnya yang menangani pasien virus corona. Sementara itu, masyarakat yang sehat bisa menggunakan masker kain.
"Ini menjadi penting karena kita tidak pernah tahu di luar orang tanpa gejala (virus corona). Banyak sekali didapatkan di luar, kita tidak tahu bahwa mereka adalah sumber penyebaran penyakit" jelasnya.
Untuk itu, dia meminta masyarakat untuk melindungi diri dengan menggunakan masker kain saat berpergian. Meski begitu, masker kain harus rutin dicuci dan disarankan agar tak dipakai lebih dari 4 jam.
"Ini upaya untuk mencegah terjadinya penularan (virus corona), karena kita tidak pernah tahu bahwa di luar banyak sekali kasus yang memiliki potensi untuk mengeluarkan ke kita," tutur Yurianto.
Selain menggunakan masker kain, masyarakat juga diminta untuk rajin mencuci tangan dengan sabun. Terlebih, apabila saat di luar rumah.
"Cuci tangan dengan menggunakan sabun selama minimal 20 detik ini menjadi kunci bagi kita untuk kemudian mengendalikan penyakit ini," ucap Yurianto.
Perintah Presiden Jokowi
Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta semua masyarakat memakai masker apabila beraktivitas di luar rumah. Hal ini sesuai anjuran dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) demi mencegah penyebaran virus Corona Covid-19.
Jokowi menyebut saat ini pemakaian masker bukan hanya untuk orang yang sakit saja. Namun, masyarakat yang sehat pun memakai masker agar tak terinfeksi virus Corona.
"WHO di awal menyampaikan bahwa yang pakai masker hanya yang sakit, (orang) sehat enggak. Tapi sekarang enggak, semua yang keluar rumah harus pakai masker," ujar Jokowi saat memimpin rapat terbatas melalui video conference, Senin (6/4/2020).
Untuk itu, Jokowi meminta agar ketersediaan masker mulai disiapkan dan diberikan kepada masyarakat. Pasalnya, masyarakat kini wajib menggunakan masker.
0 komentar: