Timbul perasaan sedikit takut, kuhampiri suara itu. Dalam gelap, sesuatu bergerak-gerak dan bergegas kuambil senter dimeja dapur dan kunyalakan kearah suara terlihat tiga ekor anak kucing yang sangat lucu, tidur diatas kardus bekas semen.
Seekor kucing yang besar, datang mendekatiku. Tatapannya garang. Aku selama ini takut dengan kucing, karena pernah trauma dengan kucing waktu masih kecil. Aku mundur beberapa langkah, kubuka kulkas dan kukeluarkan tiga ekor ikan laut yang kusimpan di sana. Kudekatkan di tempat kucing-kucing mungil itu berada.
Alhamdulillah, kucing-kucing mungil itu mendekat. Namun rupanya, anak kucing itu belum bisa makan. Induknya lah yang menghabiskan tiga ekor ikan laut itu dengan lahap. Aku yakin, kucing-kucing ini pasti dikirimkan Allah untuk kami. Semula, Ibu memintaku untuk membuangnya. Namun, setelah beberapa hari melihat anak-anak kucing itu dan memberinya makan, Ibuku berubah pikiran. Kini semakin rajin memberi makan. Rosulullah pun sangat menyayangi kucing, beliau juga memelihara kucing.
Beberapa minggu kemudian, salah satu anak kucing yang paling imut. Warnanya putih bersih, namanya Caca. Ia diambil oleh seseorang yang bertamu ke rumah. Tanpa sepengetahuanku, tamu adikku ini membawa pergi Caca.
Kini, tinggal dua ekor anak kucing yang mirip. Dialah Cima dan Cimi. Sekarang telah tumbuh besar. Setiap pulang kerja, mereka selalu membuntutiku.
Anehnya, mereka tidak suka makan tikus kecuali bagian kepala saja yang mereka makan. Sisanya mereka buang begitu saja.
Alhamdulillah, kucing-kucing mungil itu mendekat. Namun rupanya, anak kucing itu belum bisa makan. Induknya lah yang menghabiskan tiga ekor ikan laut itu dengan lahap. Aku yakin, kucing-kucing ini pasti dikirimkan Allah untuk kami. Semula, Ibu memintaku untuk membuangnya. Namun, setelah beberapa hari melihat anak-anak kucing itu dan memberinya makan, Ibuku berubah pikiran. Kini semakin rajin memberi makan. Rosulullah pun sangat menyayangi kucing, beliau juga memelihara kucing.
Beberapa minggu kemudian, salah satu anak kucing yang paling imut. Warnanya putih bersih, namanya Caca. Ia diambil oleh seseorang yang bertamu ke rumah. Tanpa sepengetahuanku, tamu adikku ini membawa pergi Caca.
Kini, tinggal dua ekor anak kucing yang mirip. Dialah Cima dan Cimi. Sekarang telah tumbuh besar. Setiap pulang kerja, mereka selalu membuntutiku.
Anehnya, mereka tidak suka makan tikus kecuali bagian kepala saja yang mereka makan. Sisanya mereka buang begitu saja.
Seperti biasanya hari-hari biasa kuberi mereka makanan khusus untuk kucing.
Terkadang, kutangkapkan ikan dari kolam untuk kuberikan kepada mereka. Setelah mereka kenyang,mereka akan berjemur di tangga samping rumah.
Setelah lelah berjemur, mereka akan berlari menuju kran air tak jauh dari tempat mereka berjemur. Apa yang mereka lakukan? Ternyata, mereka ambil air untuk minum.
Nah, itu teman-teman empat makhluk yang Allah hadirkan ke rumahku. Kini, tinggal tiga ekor. Aku menyayangi mereka karena Rasulullah pun menyayangi mereka.
0 komentar: