Putri Gus Dur, Yenny Wahid mengungkapkan, BJ Habibie adalah sosok yang memiliki ilmu sangat luas. Terakhir dia berkomunikasi pada Juli 2019 lalu.
"Saya berkunjung ke Beliau ngobrol panjang lebar. Beliau juga baru keluar dari rumah sakit waktu itu. Beliau banyak bercerita tentang konsep dari doa sebagai sebuah bentuk dari kuantum fisik. Menurut saya itu luar biasa sekali. Jadi beliau memang telaga ilmu yang luar biasa. Kita menyelam pun tidak ada batasnya," jelas Yenny di TMP Kalibata, Jakarta Selatan, usai pemakaman BJ Habibie, Kamis (12/9/2019).
Sebelum BJ Habibie wafat, Yenny mengaku sempat menjenguk ke rumah sakit. Dia bersyukur bisa mencium Sang Bapak Demokrasi untuk terakhir kali.
"Karena bagi kami, saya pribadi merasa Pak Habibie itu sudah seperti sosok yang sangat dekat dengan kami. Mas Ilham (anak BJ Habibie) juga kebetulan kami sangat dekat. Jadi kehilangan ini bukan hanya kehilangan Mas Ilham dan keluarga, Mas Thariq, tapi kehilangan kami juga," ungkapnya.
Yenny mengenang bagaimana sang ayah dan BJ Habibie memiliki banyak kesamaan dalam cara pandang. Keduanya pun kerap saling bertukar pikiran.
"Dua-duanya nyambung kalau berbicara. Apalagi dalam semangat mengusung reformasi, mengusung demokrasi, Beliau punya titik temu di sana dan beliau sama-sama orang yang punya komitmen memberikan kebebasan berpendapat seluas-luasnya di Indonesia untuk membuka ruang bagi demokrasi di Indonesia," jelas dia.
"Walaupun dua-duanya juga menjadi korban dari demokrasi itu sendiri. Artinya beliau itu menjadi korban dikritik, disalahpahami, dan sebagainya, tapi ikhlas menjalaninya. Dan ini adalah sebuah ciri dari seorang negarawan," terang Yenny.
Totalitas Dalam Cinta
BJ Habibie, lanjutnya, sangat patut dijadikan inspirasi bagi seluruh anak bangsa. Presiden Ketiga Republik Indonesia adalah sosok yang memiliki totalitas cinta. Tidak hanya kepada istri dan keluarga, tapi juga kepada bangsa dan negara.
"Mencintai istrinya penuh totalitas. Sampai akhir hayatnya dibuktikan dengan terus berkunjung rutin ke makam istrinya, dan terus berbicara mengenang Bu Ainun. Tapi Beliau sangat total ketika mencintai profesi yang beliau jalani yaitu sebagai seorang ilmuwan," ujar Yenny.
Yenny menyebut, penemuan BJ Habibie dalam bidang teknologi tidak hanya menjadi sumbangsih bagi bangsa Indonesia, tapi juga dunia. Khususnya teori titik crack yang hingga kini digunakan banyak perusahaan pesawat terbang.
"Beliau tidak merasa penemuannya perlu dipatenkan. Yang paling penting teknologinya bisa membantu umat manusia. Itu kan mencintai dengan total. Beliau mencintai negara ini juga dengan sepenuh hati. Walaupun menjadi korban dari keran kebebasan berpendapat, keran kebebasan pers, beliau juga kerap dikritik tapi beliau ikhlas menjalaninya. Ini kan lagi-lagi contoh seorang negarawan," pungkasnya.
0 komentar: